Pages

Ultimate in Diversities


Ini adalah tajuk yang aku buat untuk lomba mading DBL Bali Series 2011. Tema yang diberikan oleh pihak panitia adalah slogan terbaru Honda, "One HEART". Laporan utama mading mengangkat tentang bagaimana DBL menyatukan hati para pesertanya (pelajar SMA dari berbagai provinsi dan kota di Indonesia) dan mengajari generasi muda tentang makna penting persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu, tajuk inipun tidak melenceng jauh dari topik tersebut. Enjoy!

Satu Hati Untuk Indonesia

Melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, tampaknya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” tak lagi berlaku. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik dalam masyarakat yang terjadi di antara dua golongan yang berbeda. Biasanya kedua golongan ini mengatasnamakan agama maupun suku bangsa. Padahal, tak semestinya perbedaan agama atau etnis menjadi permasalahan. Tidak ada satupun agama di Indonesia yang mengajarkan umatnya untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Sebaliknya, tiap agama mengajarkan umatnya untuk cinta damai.

Begitu pun perbedaan etnis dan budaya tidak semestinya menyebabkan konflik bila ada rasa toleransi antar sesama. “Sesama” yang dimaksud bukanlah orang yang memiliki agama yang sama dengan kita maupun orang yang berasal dari suku yang sama. “Sesama” yang dimaksud di sini adalah sesama umat manusia yang memiliki hak asasi. “Sesama” rakyat Indonesia yang berhak menikmati kehidupan yang damai dan tertib.

Pluralisme yang ada, apabila disatukan dalam sebuah kesatuan bangsa Indonesia, seharusnya bisa menjadi kelebihan tersendiri. Tidak banyak negara di dunia ini yang memiliki penduduk dengan beragam suku bangsa, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Keragaman inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri bangsa kita. Contoh sederhana, Pulau Bali banyak dilirik wisatawan bukan karena keindahan alamnya semata, namun juga kebudayaan khas yang dimilikinya. Tari kecak, tari barong, ritual keagamaan, serta berbagai kesenian seperti seni lukis, seni pahat, dan seni anyam yang merupakan bagian dari kebudayaan Bali mampu menarik minat wisatawan sehingga mendatangkan devisa bagi negara.

Kini sudah saatnya kita membenahi bangsa kita. Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan introspeksi diri. Apakah selama ini kita telah menjadi pemeluk agama yang fanatik? Sudahkah kita mewujudkan sikap tenggang rasa terhadap sesama yang berbeda suku bangsa? Mulai saat ini, marilah kita belajar menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita. Bukankah kedua kutub magnet yang berbeda justru dapat menyatu? Bukankah tujuh warna berbedalah yang membuat pelangi terlihat indah?

Jangan jadikan perbedaan sebagai pemisah di antara kita. Pepatah kuno mengatakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat apabila semua rakyatnya bersatu padu. Menyatukan satu hati untuk bangsa Indonesia.