Pages

Kisah Hidup Seorang Bekas Pengguna Narkoba

Ini adalah profil seorang bekas pengguna narkoba yang aku tulis saat mengikuti sebuah lomba mading beberapa waktu yang lalu. Profil ini kutulis di tempat (on the spot) setelah melakukan wawancara sebelumnya. Harapanku dengan memasukkan tulisanku ini ke dalam blog adalah agar kisah ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi banyak orang, agar jangan sampai mencoba menggunakan yang namanya narkoba.

Trintin Marliani

“Anak Jadi Motivator Saya”

Awalnya hanya karena rasa ingin tahu. Merasa tertantang oleh ajakan teman-temannya, Trintin Marliani yang pada saat itu baru berusia 18 tahun pun memasuki ‘dunia kelam’.

Pada saat pertama kali mencoba narkoba, Orin, sapaan akrab Trintin, belum menyadari bahaya yang akan ia hadapi. Awalnya, Orin dan teman-temannya hanya mengkonsumsi alkohol. Namun kebiasaan buruk tersebut meluas hingga ke penggunaan obat-obatan terlarang. Mulai dari jenis ekstasi, sabu-sabu, sampai cimeng pernah dicobanya, hingga yang terakhir kecanduan putaw.

Selama 15 tahun, hidup Orin berada di bawah bayang-bayang kematian. Obat-obatan yang dikonsumsinya telah merusak kehidupannya sebagai seorang pelajar. Setelah lulus SMA, Orin lebih memilih untuk bekerja ketimbang kuliah, sebab ia harus membiayai sekolah adik-adiknya. Pernah, suatu kali, Orin nyaris ketahuan menggunakan narkoba oleh orangtuanya. Orin kemudian kabur dari Bandung menuju Denpasar dengan alasan bekerja. Maraknya pengedaran narkoba di Denpasar membuat Orin semakin sulit melepaskan diri dari jeratan obat-obatan terlarang tersebut.

Pada awal 1998, Orin mencoba untuk berhenti mengkonsumsi narkoba, namun upayanya tersebut tidak semulus yang dibayangkan. Pada tahun 2003, Orin kembali terjerumus dalam jeratan obat terlarang tersebut. Akhirnya, pada tahun 2008, Orin baru benar- benar dapat berhenti mengkonsumsi narkoba. “Sekali pecandu tetap pecandu. Daripada dibilang ‘sembuh’, lebih tepat dikatakan ‘pulih’,” ujar wanita kelahiran Bandung, 25 Maret 34 tahun silam ini.

Menurut Orin, sekali terjerat narkoba, sulit untuk melepaskan diri. Beruntung, Orin memiliki orang-orang terdekat yang setia mendukungnya. “Anak saya yang menjadi motivator saya. Saat ini, saya tidak dapat tinggal bersama anak saya. Tetapi bila dia besar nanti, dia pasti akan membutuhkan saya. Saya tidak mau bila saat itu tiba, saya masih berstatus sebagai seorang pecandu. Karena itulah, saya ingin terbebas dari narkoba,” tutur ibu satu putra ini.

Saat ini, Orin aktif menjadi aktivis di Yayasan Dua Hati. Ia ingin membagikan pengalamannya kepada orang lain agar tidak terjerumus seperti dirinya. Ditanya soal pesan-pesannya kepada generasi muda, Orin dengan ringan menjawab, “Kalau mau mati, silakan mencoba. Tapi kalau mau happy, jauhi narkoba!” (eve)

0 comments:

Post a Comment